Kamis, 15 September 2016

Kata Ilmuan Kreativitas Tidak Behubungan Dengan Dominasi Otak Kanan dan Otak Kiri

Pernah mendengar kalau kreativitas dan logika berpikir itu dipengaruhi oleh dominasi otak kiri dan kanan? Otak kanan dipandang mempengaruhi kreativitas, seni, imajinasi dan segala macamnya. Sedangkan otak kiri mempengaruhi logika hitungan, bahasa dan sebagainya.

Karena pengetahuan itulah kita kemudian berpikir kalau tak kreatif dan tak memiliki kemampuan berkeseninan berarti otak kanannya lemah. Ternyata para ilmuan menemukan hal yang mengejutkan. Kreativitas seseorang itu tidak terus diukur dari dominasi otak kanan atau kirinya. Bukan berarti orang kreatif kuat di pengembangan otak kanan atau sebaliknya.

Ada beberapa hal, menurut para ahli, yang membuat orang menjadi lebih kreatif.

Kreatif Bukan Dipengaruhi Oleh IQ, Tapi Seberapa Sering Kita Mau Berpikir.


Orang-orang Jenius seperti Einstein, Picasso dan Jane Austen punya daya kreativitas yang tinggi bukan karena mereka meiliki IQ yang tinggi pula. Mereka menjadi orang-orang kreatif, menghasilkan karya-karya dan temuan yang hebat, karena otaknya terus bekerja untuk berpikir. Orang cerdas belum tentu kreatif. Kecerdasan, menurut para ahli, tak berdampak besar bagi daya kreatif seseorang. Kreativitas yang tinggi hanya dimiliki oleh orang-orang yang mau berpikir. Sebab, otak mereka terus bekerja sehingga kreativitas pun terasah.

Kreativitas Terbangun Dari Motivasi Diri dan Karakteristik Seseorang


Kreativitas sebenarnya muncul karena berbagai faktor, bukan soal berapa jumlah IQ mu saja. Motivasi diri unruk menghasilkan sesuatu yang tidak biasa menjadi faktor yang cukup dominan. Kalau tidak punya motivasi untuk berpikir kreatif, orang tidak akan pernah menjadi kreatif. Selain itu, karakteristik seseorang, semosi dan daya intelektual turut menjadi faktor penting pemantik tumbuhnya kreativitas.

Seberapa Sanggup Kita Membuka Diri Dengan Lingkungan Juga Jadi Faktor Penting Tumbuhnya Kreativitas


Tak hanya mampu memotivasi diri, kemampuan ornag membuka diri terhadap lingkungan juga menjadi faktor yang tidak kalah penting. Termasuk maukah mereka berbaur dengan lingkungan, bagaimana mereka menerapkan sikap toleransi terhadap sesama, kemampuan memecahkan masalah dan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial menjadi poin utama seseorang menjadi kreatif.

Kalau mereka menutup diri dan cenderung anti sosial, kreativitas akan tumpul. Karena mereka tidak memiliki banyak pandangan dari lingkungan sekitar. Ibaratnynya, seperti katak dalam tempurung.


Berani Keluar Dari Pakem, Lantas Kadang-Kadang Jadi ORang "Gila"


Orang-orang kreatif biasanya tidak melulu jadi orang yang normatif dan struktural. Mereka bosan dengan kekakuan dan aturan-aturan yang mengekang. Pribadi orang yang berani keluar dari pakem, kadang-kadang melenceng daru aturan dan "mengabaikan" kewarasan adalah ciri-ciri orang kreatif. Itulah sebabnya, mereka yang berani "gila" adalah mereka yang tingkat kreativitasnya tinggi. Namun tentunya kegilaan yang dilakukan tidak melenceng dan merugikan orang lain.

Pikiran Yang Sehat Membentuk Imajinasi Yang Kuat


Saat melamun, orang akan berpikir tentang banyak hal. Lamunan pun membawa kita ke dalam pengembaraan. Namun, ternyata, kalau pikiran ridak sehat, kita akan dibawa ke pengembaraan yang buruk. Sedangkan, kalau pikiran sehat, daya imajinasi kita terasah. Ada saja hal-hal yang terlintas saat kita melamun. Menggunakan imajinasi saat berpikir akan mengolah kreativitas. SIstem pengolahan pikiran pun akan sekonyong-konyong akan diaktifkan saat orang berimajinasi.

Imajinasi memungkinkan kita mengingat hal-hal yang lebih mudah, memahami cerita, merefleksikan hidup dan lebih memahami emosi. Jaringan imajinasi menghubungkan satu jaringan otak dengan  jaringan lainnya sehingga kreativitas terbangun.

Jadi, menghabiskan waktu dengan berpikir dan menunagkannya dalam sebuah gagasan adalah langkah menuju hal yang lebih kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar