Apalagi kalau bukan karakter atasan atau bos? Percuma saja kalau kamu punya gaji tinggi, jabatan bergengsi dan fasilitas maxi kalau bos kamu kurang mengenakkan.
- Bos yang baik adalah mereka yang mendengar saran dan pendapat bawahan. Percuma saja kamu bekerja keras kalau hasilnya nanti sama sekali tidak dipertimbangkan. Kalau kayak gini, kamu pasti merasa buat apa susah-susah bekerja kalau hasilnya juga akan sia-sia.
- Mengetahui capaian prestasi atasan lewat LinkedIn juga perlu. Semakin banyak orang yang berkomentar positif, semakin berharga kamu bekerja di tempat bosmu ada. Bagi yang belum mengetahui LinkedIn. LinkedIn adalah sosial media berbasis karir profesional yang cukup jitu untuk mengetahui karakter dan prestasi atasan. Selain bagaimana riwayat pendidikannya, apa pengalaman dan posisi kerjanya, komentar serta rekomendasi dari rekan-rekannya juga patut kamu jadikan pertimbangan.
- Jika perlu, kepo juga akun sosial media calon atasan. Jika HRD melakukan ini pada calon karyawan, kenapa kamu tidak melakukannya pada calon atasan? Bagi sejumlah HRD, media sosial sudah jadi salah satu alat untuk mengukur kepribadian orang yang akan diseleksinya. Bagaimana cara seseorang berpikir, gaya hidupnya dan perilakunya bisa tergambar. Tidak ada ruginya juga bila kita kepo dengan sosial medianya dan bisa jadi bahan pertimbangkan yang cukup akurat.
- Buat para wanita, penting juga untuk tahu bagaimana atasan pria memperlakukan bawahan. Jangan sampai karakter tidak sopan muncul saat bekerja. Zaman sekarang, pelecehan bisa terjadi dimana saja dan dengan siapa saja. Tidak terkecuali di area kerja atau kantor. Kamu harus berhati-hati kalau bos kamu sering kelihatan genit dan menggoda karyawan perempuan. Jika sedang khilaf, bukan tidak mungkin tindakan-tindakan yang mengarah ke pelecehan seksual terjadi.
- Perhatikan apakah bosmu hanya senang menyuruh-nyuruh saja atau tidak. Saat bekerja nanti, kenyataan di lapangan bisa berbeda dengan apa yang diperintahkan padamu. Sebagai karyawan yang menggerakan perusahaan, tentunya kamu dan kawan seperjaan tahu detil tentang kondisi lapangan. Kondisi tersebut sudah seharusnya disinkronisasikan dengan kebijakan yang dibuat oleh atasan. Tapi kalau atasan memilih tak peduli dan memaksakan kehendaknya, tidak mungkin kalau kamu tidak menggrundel sendiri.
- Coba cari tahu bagaimana budaya kerja di perusahaan tersebut saat si bos memimpin. Mau santai, formal atau apapun, kamu berhak memilih tempat kerja yang sesuai. Bos galak tapi kalau hasilnya positif it's okay. Tapi kalau sudah galak, hobinya hanya suruh-suruh, tidak paham apa yang harus dilakukan, sepertinya kamu berhak memilih bos di perusahaan lain. Apalagi kalau dia cenderung menghalalkan macam-macam cara demi mendapatkan tujuan yang diinginkannya. Itu tidak baik.
- Memiliki bos yang mengapresiasi bawahannya itu sangat penting. Dari sini, kamu tidak akan pernah kehilangan motivasi. Tidak dipungkiri, tunjangan, bonus dan fasilitas seperti rumah atau mess, pendidikan dan kendaraan adalah apresiasi yang bagus untuk mendongkrak motivasi karyawan. Apalagi jika kamus udah bekerja dengan begitu maksimal. Jika kamu sudah bekerja maksimal, bos tidak mengapresiasi, mungkin bos kamu memang sangat amat pelit dan tidak pengertian.
- Atasan harus bisa menularkan ilmu-ilmunya pada bawahan. Jika ia kikir ilmu, jangan harap kemampuanmu juga berkembang. Bos selalu diartikan sebagai pemimpin terpilih karena kemampuannya yang mumpuni. Dengan posisi tersebut pulalah, bos juga diharapkan menularkan ilmu-ilmunya lewat arahan kepada bawahan. Tapi kalau calon bos sudah terlanjur ketahuan sering memberi instruksi yang kurang jelas, pikir-pikir dua kali mungkin lebih baik.
- Bos berwibawa itu perlu. Tapi bisa menciptakan kedekatan yang cair dengan karyawan, rasanya membuat iklim kerja lebih bersemangat saja. Bos yang membuatmu betah bekerja tentu saja yang bisa menjadi pemimpin sekaligus teman. Pada jam kerja, boleh-boleh saja dia keras dan galak. Tapi di saat istirahat dan luar jam kerja, alangkah indahnya dapat santap siang bersama di satu meja bersama kawan-kawan dan bos. Suasana hangat tercipta dan satu sama lain lebih akrab mengenal.
- Lihat juga bagaimana bosmu bekerja. Jika kelewat santai dan kurang berjuang, bukan tidak mungkin karirmu di sana hanya sebentar saja. Kalau bosnya saja santai, bagaimana dengan karyawannya? Kalau semuanya santai, bagaimana perusahaan tersebut semakin maju? Kamu tidak mau kan terjebak dalam perusahaan yang tidak jelas masa depannya?
BalasHapusThanks infonya. Nah kalo yang ini, saya nemuin artikel menarik nih tentang ciri-ciri kalo kamu punya bos yang hebat di tempat kerja. Cek di sini yak: Tanda-tanda kamu punya atasan hebat di kantor