Jumat, 29 Juli 2016

Inilah Yang Terjadi Jika Kita Berdiri Di Permukaan Planet Jupiter


Di bumi, kita telah terbiasa berjalan-jalan dan mampu berdiri di permukaan berbatunya. Namun, di Jupiter yang merupakan planet gas raksasa, pengalaman berdiri di permukaan Bumi akan terasa berbeda. Bagaimana jadinya jika berdiri di permukaan Jupiter?

Mari kita sejenak mengabaikan kondisi ekstrim seperti kuatnya gravitasi, tekanan atmosfer, suhu tinggi dan angin tornado yang ditemukan di planet gas raksasa seperti Jupiter, dan mari kita turun melalui atmosfernya.

Tidak seperti Bumi yang permukaannya berbatu, permukaan Jupiter merupakan hidrogen yang memiliki 60% kepadatan air. Jadi, jika kita berdiri disana, kita akan tenggelam hingga puluhan ribu kilometer sampai mencapai inti Planet Jupiter yang amat sangat luar biasa panas dan berbatu.

Interior Jupiter tersebut belum mampu dipetakan, dan itulah salah satu tujuan ilmiah misi Juno, yang baru mencapai Jupiter pada 4 Juli 2016 lalu. Wahana antariksa Juno akan menggunakan pengukuran gravitasi dan elektromagnetik yang tepat untuk memetakan apa yang terjadi di bawah atmosfer Jupiter.

Seperti yang sudah dipelajari oleh kita di bangku sekolah dasar, Jupiter adalah planet yang benar-benar hangat, dengan bagian atas atmosfer bersuhu sekitar 630°C. Namun, jika kita nekat mendarat di Jupiter lalu terhisap turun karena permukaannya adalah gas, tempratur juga akan semakin turun serta tekanan dan kecepatan angin akan lebih meningkat.

Wahana antariksa Galileo, yang menyelam ke Jupiter pada tahun 1995, langsung mengalami kerusakan alat elektronik sekitar 58 menit ketika berada di kedalaman 156 kilometer di dalam atmosfer Jupiter. Wahana antariksa Galieo tersebut mencatat bahwa ia menerima tekanan 23 atmosfer dan suhu 153°C. Sebuah kombinasi yang terbukti mematikan.

Jadi, mendarat di permukaan Jupiter bukanlah hal yang seharusnya tidak dilakukan, sangat berbahaya. Alih-alih membangun koloni manusia di permukaan planet terbesar di Tata Surya kita tersebut, kita justru akan tewas secara mengenaskan.

Credit : InfoAstronomi

Kamis, 28 Juli 2016

Ini Solusi Untuk Kamu Yang Jenuh Dengan Pekerjaan Tapi Tidak Bisa Resign Begitu Saja

Jenuh dengan pekerjaan memang wajar dirasakan. Apalagi jika kau sudah menggeluti pekerjaan itu dalam jangka waktu yang cukup lama. Rasanya kamu ingin berhenti saja. Tunggu, tapi resign dari pekerjaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi jika sekarang ini pekerjaanmu sudah cukup mapan dan karir masa depan cukup terjamin. Lalu, Apa yang harus kamu lakukan?


1. Ingat kembali kenapa dulu kamu mencintai pekerjaanmu.

Jika saat ini semangatmu bekerja mulai padam, kamu bisa mengingat kembali motivasi awal kamu dulu. Ingat alasan yang membuatmu mencintai pekerjaanmu yang sekarang. Misalnya saja kamu mencintainya karena ini adalah pekerjaan yang kamu impikan sejak dulu atau justru karena ini merupakan profesi yang sesuai minat dan bakatmu. Percaya, dengan mengingat motivasi awal, rasa penat yang sedang melanda akan teringankan.


2. Selalu ambil liburan di akhir pekan dan manfaatkan jatah cuti tahunan

Jatah hari libur di akhir pekan wajib dimanfaatkan untuk merefresh diri sendiri. Hal ini yang akan membuat semangatmu kembali membara di awal minggu. Selain itu, manfaatkan jatah cuti secara maksimal. Kamu bisa liburan ke luar kota atau ke luar negeri. Rehat sejenak dari kesibukan juga bisa jadi cara paling ampuh untuk membuatmu kembali bertenaga saat akan bekerja.


3. Jangan pernah bekerja atau memikirkan pekerjaan setelah jam kerja selesai.

Mau tahu cara efektif supaya tidak jenuh terhadap pekerjaanmu? Jangan sentuh pekerjaan setelah jam kerja selesai. Disiplin pada diri sendiri dan selalu pulang tepat waktunya. Setelah sampai si runah, nikmati waktumu untuk melakukan hal yang kamu gemari. Jangan pernah jawab telepon dari bos, email dari klien atau bahkan mengerjakan proposal yang masih menumpuk. Ingatlah bahwa masih ada hari esok dan sekarang ini adalah waktu untuk me time dan keluarga.



4. Susun ulang planning mu ke depan, supaya kamu makin termotivasi mengumpulkan uang.

Menyusun rencana jangka panjang bisa jadi cara efektif untuk membuatmu kembali semangat bekerja. Misalnya saja kamu berencana untuk menikah dua tahun lagi, melunasi cicilan motor bahkan hingga memiliki rumah impian lima tahun mendatang. Hal ini yang bisa jadi cambuk pelecutmu untuk kembali termotivasi mengumpulkan uang. Jadi tidak mungkin kamu resign sekarang, karena kamu masih membutuhkan uang.


5. Ingat bahwa kamu bekerja tidak untuk diri sendiri saja, tapi untuk keluarga dan juga orangtua.

Jika terbesit keinginan untuk resign dari perusahaan tempatmu bekerja sekarang, kamu bisa mengingatkan dirimu sendiri. Masih ada orangtua dan juga keluarga yang kebutuhannya harus dipenuhi. Ayah dan ibu pasti akan sedih ketika kamu keluar dari pekerjaan dan menjadi pengangguran.


6. Mulai cintai dan syukuri pekerjaanmu, ingat betapa kamu beruntung punya pekerjaan seperti sekarang.

Ingat kembali, bahwa kamu lebih beruntung dari orang lain. Kenapa? Karena, sekarang ini kamu sudah punya pekerjaan tetap dan tidak jadi pengangguran. Kau harusnya bisa lebih bersyukur terhadap pundi-pundi rupiah yang selalu masuk ke rekening dan mengamankan pengeluaranmu tiap bulan. Ubah pola pikirmu menjadi lebih positif, maka kamu bisa melihat seberapa besar rejeki yang sudah kamu dapatkan selama ini.

Rabu, 27 Juli 2016

Abdullah bin Mas'ud

Orang pertama yang berani membaca Al-Qur'an dengan jahr (keras) setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. "Barang siapa yang suka membaca Al-Qur'an sesegar seperti baru turun, maka bacalah dengan bacaan Ibnu Ummi Abdin." (Muhammad Rasulullah)

Saat itu ia adalah seorang anak kecil yang belum berusia baligh. Ia berasal dari sebuah desa di lereng Mekah yang jauh dari keramaian manusia. Pekerjaannya ialah menggembalakan domba milik salah seorang pembesar Quraisy yang bernama Uqbah bin Abi Muayyath. Kebanyakan orang memanggilnya dengan Ibnu Ummi Abdin. Nama aslinya adalh Abdullah dan nama ayahnya adalah Mas'ud.

Bocah ini mendengar kisah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tersiar di kalangan kaumnya. Namun ia tidak peduli dengan berita tersebut. Karena saat itu ia masih kecil dan terisolir dari masyarakat Mekah. Ia terbiasa untuk keluar rumah pada pagi hari dengan menggembala domba milik Uqbah, dan baru kembali saat malam tiba.

Pada suatu hari bocah yang bernama Abdullah bin Mas'ud ini melihat ada 2 orang pria dewasa yang sedang berjalan ke arahnya dari jauh. Keduanya terlihat letih. Mereka terlihat amat kehausan sehingga kedua bibirnya pun tampak kering.

Sesampainya mereka di hadapan bocah ini maka keduanya mengucapkan salam kepadanya seraya berkata, "Wahai ananda, tolong peraskan susu domba domba ini untuk menghilangkan dahaga dan membasahi tenggorokan kami." Kemudian bocah itu pun berkata, "Aku tidak akan melakukannya. Domba domba ini bukan milikku. Aku hanya dipercayakan untuk menggembalanya saja!"

Kedua pria tadi memungkiri apa yang dikatakan oleh bocah itu, dan tampak dari wajahnya bahwa mereka menerima alasan bocah itu. Lalu salah seorang di antara mereka berkata kepada bocah tadi, "Tunjukkan kepadaku seekor domba jantan."

Maka bocah tersebut menunjuk ke arah seekor domba kecil yang ada di dekatnya. Lalu pria tadi menghampiri dan menangkapnya. Ia mengusap puting kambing dengan tangannya sambil membaca nama Allah. Bocah tadi mengamati apa yang dilakukan pria ini dengan penuh keheranan. "Bagaimana mungkin seekor domba jantan kecil dapat mengeluarkan susu?" Gumamnya.

Akan tetapi, puting susu kambing itu tiba tiba menggelembung, lalu keluarlah susu yang begitu banyak darinya. Lalu pria yang lain mengambil sebuah batu kering dari tanah. Kemudian batu tersebut diisinya dengan susu. Dan keduanya minum dengan batu tersebut. Lalu keduanya memberikan susu itu kepada bocah itu untuk diminum. Ia hampir saja tidak mempercayai apa yang baru saja dilihatnya.

Setelah merasa puas. Pria yang mendapatkan berkah dengan susu kambing tadi berkata, "Berhentilah." Maka berhentilah susu tersebut sehingga puting kambing kembali seperti sedia kala.

Pada saat itu, bocah itu berkata kepada pria yang penuh berkah tadi, "Ajarkan aku ucapan yang kau baca tadi." Ia menjawab, "Engkau adalah seorang bocah yang terpelajar."

Peristiwa tersebut adalah awal mula Abullah bin Mas'ud mengenal Islam. Karena pria yang penuh berkah tadi tiada lain adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan sahabat yang menyertainya saat itu adalah Abu Bakar As-Shiddiq.

Pada hari itu mereka berdua pergi menuju lereng lereng Mekah, karena menghindari penyiksaan oleh kaum Quraisy.

Tak lama berselang dari peristiwa itu, Abdullah bin Mas'ud menyatakan masuk Islam dan menyerahkan dirinya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membantu Beliau. Maka Rasulullah menjadikan dia sebagai pembantunya.

Abdullah bin Mas'ud terus mendampingi Rasulullah seperti sebuah bayangan. Ia senantiasa menemani Rasulullah baik dalam kondisi menetap atau saat bepergian. Ia juga mendampingi Rasulullah baik di dalam maupun di luar rumah.

Dialah yang membangunkan Rasulullah saat beliau tidur. Dia yang menutupi Tasukullah bila beliau sedang mandi. Dia yang nemakaikan sandal bila Rasul hendak keluar dan melepaskannya lagi bila Rasulullah hendak masuk ke rumah. Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengizinkan Abdullah bin Mas'ud untuk kerumahnya kapan saja ia mau. Rasullullah membiarkan Abdullah mengetahui rahasia Beliau tanpa pernah merasa resah, sehingga ia dikenal dengan sebutan 'penjaga rahasia Rasulullah.'

Abdullah bin Mas'ud dididik di rumah Rasulullah sehingga ia dapat menyerap petunjuk yang diberikan Rasulullah dan berakhlah seperti akhlak Beliau. Ia mengikuti jejak Rasulullah dalam gerak geriknya, sehingga ada yang mengatakan, 'Dia adalah manusia yang paling dekat kepada Rasul dalam menerima petunjuk dan akhlaknya.'

Abdullah bin Mas'ud belajar langsung di bawah bimbingan Rasulullah sehingga ia menjadi sahabat yang paling paham akan bacaan Al-Qur'an. Yang paling mengerti akan maknanya dan paling tahu akan syariat Allah.

Tidak ada kisah yang paling menunjukkan hal ini kecuali cerita seorang pria yang datang kepada Umar bin Khattab saat ia sedang wukuf di Arafah.

Pria ini berkata kepada Umar, "Wahai Amirul Mu'minin, aku datang dari Kufah, di sana ada seorang pria yang menduktekan mushaf Al-Qur'an di luar kepala (saking hapalnya)." Mendengar perkataan itu, Umar pun amat marah. Ia berkata, "Celaka kamu, siapakah dia?" Pria tadi menjawab, "Abdullah bin Mas'ud."

Amarah Umar langsung mereda dan kembali lagi dalam kondisi semua. Lalu ia berujar, "Celaka kamu, Demi Allah aku tidak tahu ada orang yang masih tersisa yang lebih berakhlak dalam urusan ini selain dia. Aku akan bercerita kepadamu tentang hal ini."

Kemudian Umar pun memulai ceritanya, "Suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berbicara dan bermusyawarah dengan Abu Bakar seputar permasalahan kaum Muslimin. Saat itu aku bersama mereka. Kemudian Rasulullah keluar dan kami ikut keluar bersamanya. Ternyata kami didapati ada seorang pria yang sedang shalat di masjid dan kami tidak tahu siapa dia sebenarnya. Rasulullah diam sejenak untuk mendengarkan bacaannya. Kemudian Beliau menoleh ke arah kami seraya bersabda, 'Siapa yang ingin membaca Al-Qur'an sesegar seperti baru diturunkan, maka bacalah seperti bacaan Ibnu Ummi Abdin.'

Kemudian terlihat Abdullah bin Mas'ud duduk dan berdo'a. Lalu Rasulullah berkata kepadanya, 'Mintalah pasti engkau akan diberi. Mintalah pasti engkau akan diberi.'

Dalam hati aku berkata, 'Demi Allah, besok pagi aku akan mendatangi Abdullah bin Mas'ud dan aku akan menyampaikan kabar gembira bahwa Rasulullah mengaminkan di'anya.' Keesokan harinya aku mendatangi Abdullah untuk menyampaikan kabar gembira ini, namun Abu Bakar telah mendahuluiku untuk memberi kabar gembira ini kepadanya.

Demi Allah, tidak pernah aku mengalahkan Abu Bakar dalam kebaikan, pasti ia sudah lebih dahulu melakukannya."

Ilmu Abdullah bin Mas'ud tentang Kitabullah telah sampai pada tingkatan sebagaimana yang ia katakan, "Demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya. Tidak ada satu ayatpun dari Kitabullah yang turun kecuali aku mengetahui dimana ia diturunkan, dan aku mengetahui dalam peristiwa apa ia diturunkan. Jika aku tahu ada seseorang yang lebih mengerti Kitabullah dariku, jika mungkin bisa ditempuh pasti akan kudatangi ia."

Abdullah bin Mas'ud tidak berlebihan saat ia berkata tentang dirinya. Inilah kisah Umar bin Khattab yang berjumpa dengan sebuah kafilah dalam sebuah perjalanan, dan malam sudah meliputi siang sehingga membuat kafilah tadi kegelapan.

Dalam kafilah tersebut terdapat Abdullah bin Mas'ud. Maka Umar bin Kattab memerintahkan seseorang untuk memanggil mereka. Lalu utusan itu bertanya, "Dari mana kafilah ini?" Maka Abdullah bin Mas'ud menjawab, "Minal fajjil amiq (Dari lembah yang jauh)" Utusan itu kembali bertanya, "Hendak kemana kalian?" Abdullah menjawab, "Al Baital atiq (Ke rumah tua / Ka'bah)" Maka Umar berkata, "Dalam kafilah ini ada seorang yang Alim."

Umar pun memerintahkan seseorang untuk bertanya, "Ayat Al-Qur'an mana yang paling agung?" Maka Abdullah menjawab, "Allahu La Ilaaha Illa Huwa Al Hayyu Al Qayuyum, La Takhudzuhu Sinatun Wa La Naum (Allah, tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Maha Berdiri. Ia tidak pernah merasa ngantuk dan tertidur)."

Umar memerintahkan, "Tanyakan kepada mereka ayat Al-Qur'an mana yang paling bijak?" Maka Abdullah menjawab, "Inna Allaha Ya'muru Bil Adli Wa Ihsan Wa Iitai Dzil Qurba (Sungguh Allah memerintahkan untuk berbuat adil, baik dan memberikan bantuan kepada kerabat terdekat)."

Umar lalu memerintahkan, "Tanyakan kepada mereka, ayat Al-Qur'an mana yang paling lengkap?" Abdullah menjawab, "Fa Man Ya'mal Mitsqala Dzarratin Khayram Yarahu, Wa Man Ya'mal Mitsqala Dzarrarin Syarran Yarahu (Siapa orang yang melakukan kebaikan seberat biji dzarrah maka ia akan melihatnya. Siapa orang yang melakukan keburukan seberat biji dzarrah maka ia akan melihatnya."

Umar memerintahkan, "Tanyakan kepada mereka, ayat Al-Qur'an mana yang paling membuat takut?" Abdullah menjawab, "Laisa Bi Amaniyikun Wa La Amaniyi Ahlil Kitab Man Ya'mal Suu'an Yujza Bihi Wa La Yajid Lahu Min Duunillahi Waliyyan Wa La Nashiran ((Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah)."

Umar lalu memerintahkan, "Tanyakan kepada mereka, ayat Al-Qur'an mana yang paling memberi harapan?" Abdullah menjawab, "Qul Ya Ibadiya Alladzina Asradu Ala Anfusihim Wa La Taqnatuu Min Tahmatillah Innallaha Yaghfiru Adz Dzuuuba Jamiian. Innahu Huwa Al Ghafuur Al Rahim (Katakanlah, 'Hai hamba hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)."

Umar memerintahkan, "Apakah ada Abdullah bin Mas'ud bersama kalian?" Maka rombongan tersebut serempak menjawab, "Benar."

Abdullah bin Mas'ud tidak hanya pandai, mengerti Al-Qur'an, taat beribadah dan zuhud saja. Akan tetapi ia bahkan adalah sosok yang kuat, tegar, mujahid yang pantang mundur jika berperang.

Dalam hal ini sebagai buktinya cukup dengan pernyataan bahwa dia adalah muslim pertama di muka bumi setelah Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam yang berani membacakan Al-Qur'an dengan terang terangan.

Pada suatu hari pada sahabat Rasulullah tengah berkumpul di Mekah. Saat itu mereka adalah kelompok minoritas yang selalu tertindas. Mereka berkata, "Demi Allah, kaum Quraisy belum pernah mendengar Al-Qur'an dibacakan dengan keras kepada mereka. Siapakah orang yang berani membacakannya kepada mereka?"

Maka Abdullah bin Mas'ud berkata, "Aku yang akan membacakan Al-Qur'an kepada mereka."

Maka para sahabat tadi menukas, "Kami khawatir mereka akan mencelakaimu. Yang kami inginkan adalah seseorang yang memiliki keluarga besar yang dapat melindungi dan menjaganya dari kejahatan mereka, bila mereka berniat melakukannya."

Abdullah menjawab, "Biarkan aku melakukannya, karena Allah akan menjaga dan melindungiku."

Kemudian ia pergi ke Masjidil Haram dan ia berjalan ke arah makam Ibrahim pada waktu dhuha. Saat itu suku Quraisy sedang duduk disekeliling Ka'bah. Abdullah lalu berdiri di depan makam Ibrahim dan membacakan dengan suara keras, "Bismillahirrahmanirrahim, Ar Rahman, Allamal Qur'an, Khalaqal Insana, Allamahul Bayan ((Tuhan) yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur'an. Dia menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara)." Ia masih meneruskan bacaannya.

Mendengar bacaan itu mau tak mau orang orang Quraisy pun mulai meresapi bacaannya. Mereka berkata, "Apa yang sedang dibaca oleh Ibnu Ummi Abdin? Celaka dia! Dia sedang membaca sebagian ayat yang dibawa oleh Muhammad!"

Mereka pun langsung menghampiri Abdullah dan memukuli wajahnya. Namun, ia masih saja meneruskan bacaannya sehingga batas yang Allah tentukan. Kemudian ia datang menghampiri para sahabatnya dan darah pun mengalir dari tubuhnya. Para sahabat berkata, "Inilah yang kami khawatirkan pada dirimu."

Abdullah menjawab, "Demi Allah, mulai saat ini tidak ada yang lebih berat dari pada musuh Allah. Jika kalian mau, besok pagi aku akan membuat mereka seperti ini." Para sahabat menjawab, "Jangan, cukuplah karena engkau telah berani membacakan kepada mereka apa yang mereka benci."

Abdullah bin Mas'ud masih hidup hingga masa khalifah Utsman bin Affan. Saat ia mendekati ajalnya, Utsman menjenguknya lalu bertanya, Apa yang kau keluhkan?" Ia menjawab, "Dosa dosaku." Utsman bertanya, "Apa yang kau inginkan?" Ia menjawab, "Rahmat Tuhanku." Utsman bertanya, "Apakah engkau menginginkan jatahmu yang selalu kau tolak sejak bertahun-tahun lalu?" Ia menjawab, "Aku tidak memerlukannya." Utsman berkata, "Itu akan bermanfaat bagi putri-putrimu sepeninggalanmu nanti." Ia berkata, "Apakah engkau khawatir anak-anakku menjadi faqir? Aku telah memerintahkan mereka untuk membaca surat Al-Waqiah setiap malam. Aku pernah mendengar sabda Rasulullah, ' Siapa yang membaca surat Al-Waqiah seriap malam, maka ia tidak akan terkena kefakiran untuk selamanya."

Begitu malam tiba, Abdullah bin Mas'ud kembali ke pangkuan Illahi. Lisannya basah dengan dzikir kepada Allah. Jenazahnya dishalatkan oleh ribuan kaum Muslimin, termasuk didalamnya Zubeir bin Awwam. Kemudian ia dimakamkan di Baqi. Semoga Allah merahmatinya.

Rabu, 20 Juli 2016

Observasi Lebih Dalam Ke Jantung Nabula Orion


Sebuah tim astronom internasional menggunakan instrumen inframerah para Very Large Telescope (VLT) milik European South Observatory di Cile sukses mendapatkan citra pandangan terdalam dan paling komprehensif dari Nebula Orion.

Tidak hanya mendapatkan citra yang spektakuler, tim astronom ini juga berhasil mengungkapkan melimpahnya objek eksotis bernama katai coklat yang redup serta objek obkek bermassa planet yang awalnya belum diketahui. Kehadiran objek objek semacam ini memberikan wawasan menarik ke dalam sejarah pembentukan bintang dalam nebula itu sendiri.

Nebula Orion merupakan nebula paling terkenal, di langit malam yang bersih dan bebas polusi, kita bahkan dapat melihatnya dengan mata telanjang. Nebula Orion berdiameter sekitat 24 tahun cahaya dan berada di konstelasi Orion. Beberapa nebula seperti Nebula Orion ini diterangi oleh radiasi ultraviolet dari banyak bintang panas yang tercipta dalam jantung mereka, sehingga gas antar bintang yang terionisasi dapat bersinar sangat cerah.

Selain itu, jarak Nebula Orion dengan Bumi yang relatif dekat juga membuatnya menjadi nebula "laboratorium" yang ideal untuk lebih memahami peoses dan sejarah pembentukan bintang, dan untuk menentukan berapa banyak bintang dengan massa yang berbeda.

Amelia Bayo dari Max-Planck Intitut für Astronomie, Königstuhl, Jerman, salah satu penulis makalah studi ini dan anggota tim peneliti, menjelaskan mengapa mempelajari Nebula Orion cukip penting, "Memahami begaimana banyak objek bermassa rendah yang ditemukan di Nebula Orion sangat penting untuk membatasi teori pembentukan bintang. Kami sekarang menyadari bahwa melimpahnya objek bermassa rendah tergantung pada lingkungan sekitar mereka."

Citra terbaru dari VLT ini membuat para astronom bersuka cita karena mengungkapkan melimpahnya objek bermassa rendah yang tak terduga, yang pada gilirannya menunjukkan bahwa Nebula Orion dapat membentuk lebih banyak bintang dari yang diperkirakan sebelumnya.

Pengamatan ini juga mengisyaratkan bahwa jumlah objek bermassa planet mungkin jauh lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya. Sementara teknologi untuk mengamati objek objek ini belum tersedia, setidaknya sampai tahun 2024 mendatang ketika ESO akan mulai mengoperasikan Europan Extremely Large Telecope (E-ELT).

Credit : Infoastronomy

Selasa, 19 Juli 2016

Abdullah bin Amr bin Ash

Abdullah bin Amr bin Ash, ada yang mengatakan bahwa namanya adalah Al Ash. Ketika beliau masuk Islam, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengubah nama beliau dengan Abdullah. Gelar beliau adalah Abu Muhammad atau ada pula yang mengatakan Abdurrahman atau Abu Nushair Al Quraisy As Sahmi.

Beliau adalah sosok mujahid yang tangguh, tinggi, gemuk dan berwajah kemerah merahan dan juga putih rambut dan jenggotnya. Ketika usianya telah lanjut, kedua mata beliau buta. Abdullah bin Amr adalah orang yang alim, shalih, kuat dan bersemangat dalam beribadah. Beliau adalah sahabat Rasulullah, demikian pula ayahnya, bahkan beliau lebih dahulu masuk Islam sebelum ayahnya. Beliau dikenal sangat rajin membaca Al-Qur'an, tiada punya rasa bosan. Abdullah bin Amr memang dikenal sangat rajin beribadah, baik sholat, puasa, membaca Al-Qur'an maupun sholat malam, sampai beliau berlebihan dalam menjalankannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun memanggil Abdullah dan diperintahkannya agar tidak terlalu berlebihan dalam beribadah. Dan beliau bersabda, "Aku puasa dan berbuka, bangun shalat malam dan tidur juga menikahi wanita, maka yang tidak suka sunahku tidaklah termasuk golonganku."

Abdullah bin Amr ini semenjak masuk Islam, pertama tama yang menjadi pusat perhatiannya adalah Al-Qur'an yang diturunkan secara berangsur angsur. Setiap turun ayat maka dihafalkan dan diusahakan untuk memahaminya, hingga setelah semuanya selesai dan sempurna beliau pun telah hafal keseluruhannya. Dan beliau menghafalkan itu bukanlah hanya sekedar mengingat, akan tetapi dihafalkan dengan tujuan dapat dipergunakan untuk memupuk jiwanya, dan kemudian menjadi hamba Allah yang taat.

Abdullah bin Amr peenah berkata, "Kami telah mengumpulkan Al-Qur'an kemudian kami membaca keseluruhannya dalam waktu semalam." Memang beliau dikaruniakan amal yang sempurna, cerdas, semangat dalam mencari ilmu dari Nabi, rajin dan tekun mencatat. Ia pun memiliki ilmu dan amal yang mapan.

Abu Hurairah pernah berkata, "Tidak ada seorangpun dari shabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang lebih banyak haditsnya dari pada kami kecuali Abdullah bin Amr, karena beliau menulis dan kami tidak menulis."

Diantara keistimewaan beliau adalah bahwa beliau sebaik baik ahli bait. Dan ketika berada di rumah Rasulullah, Rasul bertanya, "Tahukah kamu siapa yang bersama kami di rumah?" Kami berkata, "Siapa Rasulullah?" Beliau menjawab Jibril. Kami berkata, "Assalamualaika yaa Jibril warahmatullah." Kemudian Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Jibril telah menjawab salam kamu." (HR Tabrani)

Beliau wafat pada malam hari di usianya yang ke 72 tahun, bertepatan dengan tahun ke 65 atau 63 hijriah dan dimakamkan di rumahnya sendiri, karena terjadinya kerusuhan waktu itu.

Abdullah bin Amr meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Darda, Muadz bin Jabal, Abdurahman bin Auf dan beberapa yang lain. Yang meriwayatkan dirinya antara lain Abdullah bin Umar bin Khattab, As Sa'id bin Yazid, Sa'ad bin Musayyab, Thawus dan Ikrimah.

Sanad paling shahih yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu'aib dari ayahnya dan kakeknya Abdullah. Abdullah bin Amr wafat pada tahun 63 H pada malam pengepungan Al-Fusthath

Senin, 18 Juli 2016

Bintang Gagal WISE 0855 Yang Memiliki Atmosfer Berair


Para ilmuan telah menemukan bukti kuat untuk keberadaan awan berair pada atmosfer sebuah katai coklat. Penemuan ini adalah penemuan pertama dalam penelitian jenis jenis awan di luar tata surya kita

Katai coklat atau kadang disebut bintang gagal tersebut bernama WISE 0855, ia adalah objek terdingin yang pernah ditemukan di luar tata surya kita. Walau ini adalah penemuan pertama, bukan berarti kita tidak tahu bahwa ada banyak objek semacam ini, katai coklat adalah objek yang redup, dan temuan ini dapat membantu kita memahami lebih lanjut tentang komposisi benda benda gas raksasa mirip Jupiter ini.

"Awalnya kami memang berpikir bahwa benda yang dingin seperti katai coklat ini memiliki awan air di atmosfernya, dan akhirnya kami mendapatkan bukti terbaik untuk dugaan itu." Kata astronom Andrew Skemer dari University of California, Santa Cruz.

Katai coklat WISE 0855 ditemukan pada tahun 2014, dan terletak pada jarak haya 7,2 tahun cahaya dari Bumi (sebuah jarak yang relatif dekat dengan kita, dalam skala kosmik).

Uniknya, WISE 0855 bukan sebuah planet atau bintang. Katai coklat dijuluki 'bintang gagal' karena mereka terlalu besar untuk disebut planet, tetapi terlalu kecil untuk bereaksi fusi nuklir seperti bintang. Walau begitu, katai coklat terbentuk dengan cara yang sama seperti pembentukan bintang (dari keruntuhan gas dan debu akibat gravitasi di ruang angkasa) tetapi sayangnya katai coklat tidak memiliki massa yang cukup untuk memicu atau mempertahankan reaksi nuklir di inti mereka yang membuat bintang bersinar.

Apa yang membuat memperlajari objek seprti WISE 0855 begitu sulit adalah kenyataan bahwa hampir tidak mungkin bagi kita untuk melihatnya dengan menggunakan spektroskop konvesional. Sebab saking redupnya, katai coklat hanya nampak dalam spektrum inframerah, ditambah jaraknya yang teriliunan kilometer jauhnya. Membuatnya nyaris tak terlihat bahkan dengan beberapa teleskop berbasis darat yang paling kuat.

Namun dengan ketekunan, Skemer dan rekan rekan peneliti menemukan cara untuk mendapatkan spektrum inframerah WISE 0855, dengan menggunakan teleskop Gemini North di Hawaii, dan merekam panjang gelombang yang lebih luas (di 5 mikron) dengan yang digunakan salam spektroskopi konvensional pada optik atau panjang gelombang inframerah (kurang dari 2,5 mikron).

"WISE 0855 lima kali lebih redup dari benda lainnya yang pernah terdeteksi dengan spektroskopi berbasis sarat pada panjang gelombang ini," kata Skemer. "Sekarang kami memiliki spektrum, kita bisa benar benar mulai berfikir tentang apa yang terjadi di dalam objek ini. Spektrum kami menunjukkan bahwa WISE 0855 didominasi oleh uap air dan awan, dengan penampilan keseluruhan yang sangat mirip dengan Jupiter."

WISE 0855 memiliki lima kali massa Jupiter, tapi tidak terlalu dingin dibandingkan dengan Jupiter. Diketahui suhu WISE 0855 adalah sekitar -23°C, dibandingkan dengan Jupiter yang mencapai -143°C.

Perbedaan lain antara WISE 0855 dan Jupiter adalah bahwa para peneliti mengatakan bahwa Jupiter memiliki suasana yang lebih bergolak. Atmosfer Jupiter mengandung banyak senyawa fosfin, yang terbentuk di bagian dalam planet dan menciptakan reaksi kimia baru dalam atmosfer luarnya.

Sebaliknya, WISE 0855 tidak menunjukkan adanya senyawa fosfin yang kuat, yang bisa menimbulkan gejolak di atmosfer terluarnya. Temuan ini telah diterbitkan dalam The Astrophysical Journal Letters.

Credit : InfoAstronomy

Minggu, 17 Juli 2016

Amr bin Ash

Namanya adalah Amr bin Ash bin Wail bin Hisyam bin Said bin Sahm Al-Qurasyi as-Sahmi. Di antara jasa besarnya adalah ketika Umar bin Khattab mengamatinya untuk menaklukkan Mesir, dan beliau berhasil menunaikan amanat tersebut. Amr merupakan salah seorang pahlawan bangsa Arab yang sangat terkenal, sekaligus seorang politisi yang cemerlang. Terkenal dengan kecerdasan dan kepintarannya mengatur siasat.

Sebelum Memeluk Islam

Kuniah Amr bin Ash adalah Abu Abdullah atau Abu Muhammad. Ia adalah seorang pedagang yang biasa bersafar ke Syam, Yaman, Mesir dan Habasyah. Amr memiliki bakat alamiah yang komplit, seorang penunggang kuda yang mahir, termasuk di antara kesatriannya kaum Quraisy, negosiator ulung dan ia juga seorang penyair yang puitis dan fasih bahasanya. Tidak heran, mengapa orang orang Quraisy mengirimnya untuk melobi An-Najasyi agar mengembalikan orang orang Mekah yang hijrah ke Habasyah.

Keislaman Amr bin Ash

Amr bin Ash masuk Islam pada tahun 8 H setelah kegagalan Quraisy dalam pernag Ahzab san dan enam bulan sebelum penaklukkan kota Mekah. Saat itu ia datang bersama Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah ke kota Madinah. Ketika tiga orang ini menemui Rasulullah, Rasulullah menatap ketiganya, lalu bersabda, "Mekah telah memberikan putra terbaiknya untuk kalian (umat Islam)."

Amr bin Ash mengatakan, "Pada saat Allah menganugerahkan hidayah Islam di hatiku, aku mendatangi Rasulullah.

Aku mengatakan, 'Julurkanlah tangan Anda, aku akan membaiat Anda.' Rasulullah pun menjulurkan tangan kanannya kepadaku. Lalu kutahan tanganku, 'sebentar.'

Rasulullah bertanya, 'Ada apa wahai Amr?'

Kujawab, 'Aku ingin Anda memberikan syarat kepadaku.'

Rasulullah mengatakan, 'Apa syarat yang kau inginkan?'

Aku menjawab, 'Agar dosa dosaku diampuni.'

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidakkah engkau ketahui, bahwa keislaman menghapuskan dosa dosa sebelumnya? Demikian juga hijrah menafikan kesalahan kesalahan yang telah lalu? Dan juga haji menyucikan hilaf dan dosa terdahulu?' (HR. Muslim)."

Di masa keislamannya, Rasulullah dekat kepadanya dan mendidiknya dengan pendidikan tauhid yang murni. Rasulullah tahu, Amr adalah orang yang istimewa, terkenal dengan keberanian dan bakat bakat lainnya. Rasulullah mengutus kepadanya seorang utusan yang membawa pesan, "Bawalah pakaian dan senjatamu, lalu temuilah aku."

Amr mengatakan, "Lalu aku menemui beliau yang saat itu sedang berwudhu. Beliau menatapku lalu mengangguk anggukkan kepalanga. Setelah itu beliau bersabda,

'Sesungguhnya aku hendak mengutusmu berperang bersama pasukan. Semoga Allah menyelamatkanmu, memberikan ghanimah dan aku berharap engkau mendapat harta yang baik.'

Amr menanggapi, 'Wahai Rasulullah, aku masuk Islam bukan untuk mencari harta, akan tetapi aku berislam karena aku mencintai agama ini. Dan menjadi salah seorang yang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (sahabatmu).'

Kemudian Rasulullah bersabda,

'Wahai Amr, sebaik baik harta adalah harta yang dimiliki orang shaleh.' (HR Ahmad dalam Musnad-nya no.17798 dan Hakim no.2926)."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Amr bin Ash adalah di antara orang orang yang baik di kalangan Quraisy." (HR. Tirmidzi dalam Sunan-nya no.3845)

Dalam riwayat Hakim dalam Mustadrak Rasulullah mempersaksikan bahwa Amr bin Ash adalah orang yabg beriman, bukan seorang laki laki munafik.

"Dua orang anak laki laki Ash adalah orang yang beriman, yaitu Hisyam dan Amr." (HR. Hakim no.5053 dan Ahmad dalam Musnad-nya no.3845).

Ini adalah persaksian dari manusia yang paling mulia, yang perkataannya adalah wahyu yang tidak didustakan, atas keimanan Amr bin Ash. Rasulullah sangat mencintai dan mengagumi kemampuan Amr bin Ash, terbukti dengan beliau mengangkatnya sebagai pimpinan pasukan perang Dzatu Salasil dan mengangkatnya sebagai amir wilayah Oman sampai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat.

Penaklukkan Oleh Amr bin Ash

Pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq, Amr bin Ash turut serta dalam memerangi orang orang murtad. Setelah itu Abu Bakar mengangkatnya sebagai panglima salah satu pasukan yang diberangkatkan menuju wilayah Syam. Lalu ia bergabung dengan Khalid bin Walid dalam perang Yarmuk. Kemudian ia merampungkan penaklukkan wilayah Syam. Melalui pemimpin ulung ini, wilayah Gaza, Yafa, Rafah, Nubulus dan lain lain berhasil dikuasai kaum Muslimim.

Pada masa Umar bin Kahatab, ia dipercaya memimpin Palestina. Kemudian Umar memerintahkannya berangkat menuju Mesir untuk menghadapi pasukan Romawi. Umar sangat mengagumi kecerdasan yang dimiliki Amr bin Ash, sampai sampai ia memujinya dengan mengatakan, "Tidak pantas, bagi Abu Abdullah (Amr bin Ash) berjalan di muka bumi ini kecuali sebagai seorang pemimpin." (Riwayat Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq, 46:155).

Tibalah waktu dimana Umar bin Kahattab memerintahkan Amr untuk berangkat ke Mesir memerangi orang Romawi. Menyerang negara adidaya ini, Amr hanya diberi bekal 4000 orang pasukan yang berangkat bersamanya. Tanoa perasaan gentar dan takut, pasukan pun bertolak menuju  ke tanah para firaun itu.

Amirul Mukminin, Umar bin Khattab tetap memantau pasukan ini, ia senantiasa meneliti kabar kabar tentang Romawi di Mesir dan juga senantiasa berdiskusi dan mendengar kabar kabar tentang Romawi, Umar khawatir dengan pasukan Amr, khawatir mereka tidak mampu menghadapi pasukan Romawi yang begitu kuat dan banyak jumlahnya. Akhirnya Amirul mukminin menulis surat kepada Amr, "Apabila suratku sampai kepadamu sebelum engkau memasuki Mesir, maka kembalilah! Tetapi jika engkau sudah memasukinya, lanjutkanlah dengan keberkahan dari Allah."

Akhirnya surat tersebut sampai ke tangan Amr yang kala itu sudah nemasuki wilayah Arisy. Amr bertanya kepada pasukannya, "Apakah kita sudah memasuki Mesir atau masih berada di wilayah palestina?" Pasukannya menjawab, "Sekarang kita sudah di Mesir." Lalu Amr mengatakan, "Jika demikian kita lanjutkan perjalanan sebagaimana yang diperintahkan Amirum mukminin."

Pemimpin yang cerdik dan pemberani ini membawa pasukannya menaklukkan kota demi kota di wilayah Mesir. Dimulai dari kota Farma, kemudian Belbis dan Ummu Danain. Setelah itu sampailah Amr si kota besar Iskandariyah. Di kota ini terdapat 50.000 orang pasukan Romawi.

4000 pasukan yang tenaganya telah tercurah dalam beberapa peperangan sebelumnya, dengan gagah berani mengepung kota Iskandariyah yang memiliki pasukan besar. Di tengah pengepungan, tersiar kabar bahwa Raja Romawi di Konstantinopel wafat dan digantikan dengan adiknya. Sang adik yang tidak banyak mengetahui tentang konflik di Mesir ini, memandang tidak ada celah untuk mengalahkan umat Islam. Ia memerintahkan perwakilannya di Mesir, Raja Muqauqis, agar mengikat perjanjian damai dengan umat Islam.

Dalam perjanjian damai itu, tersebutlah beberapa poin berikut ini:
(1) Setiap orang menyerahkan dua dinar, kecuali orang tua dan anak anak,
(2) Orang orang Romawi pergi dengan harta dan barang barang mereka dari kota Iskandariyah,
(3) Umat Islam menghormati gereja gereja Kristiani saat memasuki kota, dan syarat lainnya. Setelah itu, Amr mengirimkan kabar gembira ke Madinah bahwa Mesir sudah jatuh ke tangan umat Islam.

Menjadi Gubernur Mesir

Orang orang Mesir menyambut gembira kedatangan umat Islam, hal itu dikarenakan mereka mengetahui keadilan umat Islam dan mereka bebas dari kezhaliman dan sifat kasar orang orang Romawi. Amr bin Ash berkata kepada penduduk Mesir, "Wahai penduduk Mesir, sesungguhnya Nabi kami telah mengabarkan bahwa Allah akan menaklukkan Mesir untuk umat Islam. Dan beliau mewasiatkan kamu agar berbuat baik kepada kalian. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda,

'Jika kalian menaklukkan Mesir, maka aku wasiatkan agar kalian berbuat baik kepada orang orang Qibthu ini. Mereka berhak atas perlindungan dan kasih sayang." (HR. Muslim no.2543)

Selama masa masa memimpin Mesir, Amr sangat mencintai dan dicintai rakyatnya. Ia memperlakukan mereka dengan adil dan penuh hikmah. Pada masanya juga Mesir mengalami kemajuan pembangunan, di antaranya perencanaan pembangunan kota Fustat (sekarang sisebut Kairo)

Wafatnya Amr bin Ash

Amr bin Ash wafat pada tahun 43 H atau 663 M, saat itu umurnya lebih dari 90 tahun. Ia telah meriwayatkan 39 hadis dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Ketika ia sedang sakit yang mengantarkannya kepada wafat, anaknya Abdullah bin Amr datang menemuinya. Abdullah melihat ayahanda tercinta sedang menangis, lalu ia mengatakan, "Wahai ayahanda, bukankah Rasulullah telah memberikan kabar gembira kepadamu, bukankah Rasulullah telah memberikan kabar gembira kepadamu."

Kemudian Amr menghadapkan wajahnya dan mengatakan, "Aku mengalami tiga fase perjalanan hidup, dahulu aku adalah orang yang sangat membenci Rasulullah. Aku sangat senang apabila aku berhasil menangkapnya lalu membunuhnya dengan tanganku. Seandainya aku wafat dalam fase ini, pastilah aku menjadi penduduk neraka.

Ketika Allah menghadirkan kecintaan terhadap Islam di dalam hatiku, aku mendatangi Nabi, kukatakan kepada beliau, 'Julurkanlah tangan Anda, aku akan membaiat Anda.' Rasulullah pun menjulurkan tangan kanannya kepadaku. Lalu kutahan tanganku.

Beliau bertanya, 'Ada apa wahai Amr?'

Kujawab, 'Aku ingin Anda memberikan syarat kepadaku.'

Rasulullah mengatakan, 'Apa syarat yang kau inginkan?'

Aku menjawab, 'Agar dosa dosaku diampuni.'

Kemudian beliau bersabda, 'Tidakkah engkau ketahui, bahwa keislaman menghapuskan dosa dosa sebelumnya? Demikian juga hijrah menafikan kesalahan kesalahan yang telah lalu? Dan juga haji menyucikan hilaf dan dosa terdahulu?'

Tidak ada seorangpun yang lebih aku cintai daripada Rasulullah, mataku senantiasa membayangkan dirinya. Aku segan menahan pandanganku yang demikian, karena aku sangat menghormatinya. Kalau sekiranya aku dipinta untuk menjelaskan fisik beliau, Aku tidak mampu, karena aku tidak pernah meyorotkan mataku kepadanya karena rasa hormatku untuknya. Jika aku wafat dalam keadaan demikian, aku berharap aku termasuk penduduk surga.

Kemudian terjadilah suatu perkara, yang aku tidak tahu bagaimana keadaanku kala itu. Tidak bersamaku angin yang berhembus demikian juga api. Saat kalian menguburkanku dan kalian lempari aku dengan tanah pekuburan, kemudian kalian berdiri sesaat di pemakamanku, dan aku menunggu apa yang aku akan jawab dari pertanyaan utusan (malaikat) Rab-ku." (Riwayat Muslim dalam kitab Al-Iman no.121)

Credit : KisahMuslim.com

Sabtu, 16 Juli 2016

Solstis Musim Panas 21 Juni 2016


Bumi kita akan memasuki solstis Juni, sebuah peristiwa yang menandakan awal musim panas untuk belahan Bumi utara dan musim dingin di belahan Bumi selatan. Solstis Juni ini bakal terjadi tepatnya pada 20 Juni 2016 pukul 22:34 UTC atau pada 21 Juni 05:34 WIB.

Untuk orang-orang yang tinggal di belahan Bumi utara, di solstis Juni akan merasakan siang hari yang lebih panjang, dan malam hari yang singkat. Sementara di belahan Bumi selatan adalah kebalikannya. Dan untuk wilayah tropis yang berada di ekuator seperti Indonesia, efek solstis Juni tidak terlalu terasa.

Di Indonesia, Matahari akan tetap terbit sekitar pukul 06:00 dan selalu terbenam sekitar pukul 18:00. Ini karena letak Indonesia di daerah ekuator: 6° LU dan 11° LS. Perbedaan kala siang dan malam di Indonesia akan baik-baik saja.

Sedangkan di belahan Bumi utara dan selatan, hal seperti di Indonesia ini tidak terjadi setiap hari. Pada musim dingin, siang hari bisa terjadi hanya beberapa jam saja atau kurang dari 12 jam dan sisanya malam. Sedangkan pada musim panas, yang terjadi sebaliknya, malam hari hanya beberapa jam, sekitar 6-7 jam tergantung lintang dan sisanya siang.

Matahari terbit sebelum pukul 06:00 dan terbenam lebih dari pukul 21:00 malam. Semakin dekat ke kutub, semakin lama siang, dan di lingkar kutub, siang terjadi 24 jam selama 6 bulan pada musim panas, dan malam selama 24 jam untuk 6 bulan pada musim dingin.


Hal ini membuktikan bahwa bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi dan rotasi bumi terjadi sepanjang tahun, tetapi pusat bumi tidak tegak lurus pada porosnya, melainkan miring 23,5° dari sumbu rotasi sehingga tidak semua area di bumi mendapat panas yang sama di satu waktu. Pada musim dingin di belahan bumi selatan, matahari 'lebih dekat' dengan utara (gambar kanan). Akibatnya cahaya yang didapat lebih sedikit dan suhu di selatan menjadi lebih dingin.

Lalu pada musim gugur dan semi (gambar bawah dan atas), matahari tepat di ekuator dan suhu mulai menghangat. Kemudian, pada musim panas (gambar kiri), matahari 'lebih dekat' ke selatan, sehingga suhu naik dan terjadi musim panas.

Karena itulah pada saat bagian bumi selatan mengalami musim dingin, maka belahan bumi utara mengalami musim panas, dan juga sebaliknya bagi semua musim. Di ekuator, tidak ada perubahan signifikan karena ini. Kita hanya akan mengalami musim peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.

Solstis Juni 2016 di belahan bumi utara disebut solstil musim panas (summer solstice), dan di belahan bumi selatan disebut solsrim musim dingin (winter solstice). Biasanya akan ada karnaval atau perayaan di negara negara Eropa, Amerika dan negara negara lain yang terkena "dampak" salstis setiap tahunna.

Jadi, tidak ada dampak negatif apapun dari solstis Juni nanti. Bumi kita akan baik baik saja karena ini memang peristiwa periodik setiap tahunnya.

Selamat solstis Juni..

Credit : InfoAstronomy

Abdullah bin Abbas

Abdullah bin Abbas adalah anak dari Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah. Ibu beliau vernama Ummul Fadhl Lubabah binti Harits Al-Hilaliyah. Beliau lahir tiga tahun sebelum hijrah Nabi ke Madinah dan berumur tiga belas tahun ketika Nabi meninggal. Dalam sebagian riwayat disebutkan, beliau berbadan gemuk, putih, dan tinggi. Beliau adalah seorang yang pandai serta fasih berbicara. Banyak dari lawan bicara Ibnu Abbas mengikuti pendapatnya setelah berdialog dengannya. Seorang ulama tabi'in, Masruq bin Al-ajda mengatakan , "Ketika aku melihat Abdullah bin Abbas, aku katakan 'Dia adalah orang yang paling tampan.' Lalu ketika dia berbicara aku katakan, 'Dia orang yang paling pandai bicara.' Dan ketika dia berbicara aku katakan, 'Dia orang yang paling berilmu.'"

Ulama tabi'in lainnya, Abu Wa'il Syaqiq bin Salamah mengatakan "Ibnu Abbas berkhutbah kepada kami pada musim haji. Beliau membuka dengan surah Nur. Beliau membacanya dan menafsirkannya. Aku pun mengatakan 'Aku tidak pernah melihat atau mendengar ucapan seseorang yang semisal ini. Andai Persia, Romawi dan Turki mendenganya, niscaya mereka akan masuk Islam.'"

Soal tafsir pun Ibnu Abbas ahlinya. Abdullah bin Mas'ud , seorang ulama sahabat, mengakui kepiawaian Ibnu Abbas dengan mengatakan, "Penafsir Al-Qur'an yang paling baik adalah Ibnu Abbas. Jika dia berumur seperti kita, niscaya tidak ada seorangpun dari kita yang ilmunya mencapai sepersepuluh ilmunya."

Al-Qasim bin Muhammad mengatakan tentangnya, "Aku tidak melihat di majelis Ibnu Abbas satu kebatilanpun. Aku tidak pernah mendengar fatwa yang lebih cocok dengan sunnah daripada fatwanya. Para muridnya menjuluki beliau Al-Bahr (Lautan Ilmu) dan Al-Habr (Tinta)." Demikianlah Ibnu Abbas dijukuki Habrul Ummah.

Siapa tak kenal Ummar bin Khatab, sang khalifah kedua setelah Abu Bakar? Ternyata, sahabat sekelas Ummar pun mengakui keilmuan Ibnu Abbas yang waktu itu masih muda. Tercatat oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahih beliau bahwasanya suatu saat Ummar memasukkan Ibnu Abbas muda ke dalam majelisnya bersama para tokoh Islam. Pada waktu itu, para tokoh Badr yang telah matang dalam usia sangsi akan kemampuan Ibnu Abbas. Merekapun bertanya pada Ummar, "Kenapa anda memasukkan pemuda ini ke tengah majelis kita padahal kami juga punya anak seperti dia."

Ummar pun menjawab "Kalian telah mengetahui tentangnya (yakni kepandaiannya.)"

Suatu saat, Ummar memanggil Ibnu Abbas ke tengah majelis mereka untuk memperlihatkan kepandaian Ibnu Abbas. Ummar menanyakan kepada mereka, "Apa yang kalian ketahui tentang firman Allah ta'ala (yang artinya) 'jika telah datang pertolongan Allah dan penaklukan'?"
Sebagian tokoh Badr tersebut pun menjawab, "Allah memerintahkan kita untuk beristighfar setelah Allah menolong dan memudahkan kita untuk menaklukkan Mekah." Sedang sebagian lainnya memilih diam.

Sekarang giliran Ibnu Abbas, "Demikiankah?" Kata Ummar pada Ibnu Abbas.

Ibnu Abbas mengatakan, "Tidak."
"Lantas, apa menurutmu?" Tanya Ummar.
Ibnu Abbas mengatakan, "Itu adalah wafatnya Rasulullah. Allah memberitahukannya kepada beliau 'Jika datang kepadamu pertolongan dan penaklukan'. [Q.S. Al-Nashr : 1] itu adalah tanda dari dekatnya wafat Nabi, 'Maka bertasbih lah dengan pujian kepada Rabbmu dan mintalah ampun. Sesungguhnya dia Maha Pengampun'. [Q.S. Al-Nashr : 3].

Ummar pun mengatakan, "Aku tidak mengetahuinya kecuali seperti apa yang engkau katakan."

Demikianlah ketajaman dan ketelitian Ibnu Abbas dalam memahami wahyu. Dia mengetahui bahwa perintah istighfar tidak bisa digunakan ketika terjadi kemenangan dan penaklukan. Dia mengetahui perintah istighfar dan taubat biasanya digunakan untuk mengahkhiri sesuatu, maka dia pun menafsirkan pertolongan dan penaklukan dalam ayat tersebut sebagai tanda akan diwafatkannya beliau.

Berawal dari do'a yang mustajab

Berbagai keutamaan yang Ibnu Abbas raih ini sejatinya tidak lepas dari do'a mustajab yang dipanjatkan oleh Rasulullah. Saat itu, Rasulullah hendak buang hajat. Ibnu Abbas kecil memahami kebiasaan Rasulullah yang berwudhu setiap kali habis dari buang hajat. Dia pun meletakkan air wudhu di tempat keluarnya Nabi. Lantas, ketika Nabi melihat air wudhu yang sudah dipersiapkan, Rasulullah pun bertanya, "Siapa yang meletakkan ini?" Ibnu Abbas menjawab, "Ibnu Abbas." Maka Rasulullah pun meletakkan telapak tangannya di bahu Ibnu Abbas kecil seraya berdo'a.

"Ya Allah, berilah dia pemahaman dalam masalah agama dan ajarkanlah kepadanya tafsir."

Dari do'a inilah kemuliaan demi kemuliaan dia peroleh. Namun, tentu saja kemuliaan ini bukan turun dari langit begitu saja. Allah memberi taufik kepada Ibnu Abbas untuk menuntut dan mencari kemuliaan tersebut dengan sepenuh tenaga yang Allah karuniakan kepadanya, bukan hanya dengan berpangku tangan.

Akhir Hayat Ibnu Abbas

Ibnu Abbas meninggal di tha'if pada tahun 68 H pada pemerintahan Ibnu Zubair. Waktu itu, umur beliau sekitar 70 tahun. Di antara yang menshalati beliau adalah seorang ulama tabi'in, Muhammad bin Ali bin Abu Thalib yang dikenal dengan Ibnu Hanafiyah. Beliau mengatakan, "Telah meninggal seorang ulama rabbani bagi umat ini."