Sabtu, 29 September 2018

Panasonic Ramaikan Persaingan Kamera Mirrorless Full Frame


Tahun 2018 tampaknya menjadi era yang menarik bagi peminat kamera mirrorless dengan sensor full frame. Setelah segmen ini hanya didominasi Sony dengan seri A7 selama 5 tahun, kini beberapa pabrikan Jepang lain sudah meluncurkan produk serupa. Nikon dan Canon sudah lebih dulu merilisnya. Kini giliran Panasonic.

Perusahaan elektronik asal Jepang itu meluncurkan dua kamera sekaligus, yaitu S1 dan S1R pada hari Selasa (15/09/2018) di Cologne, Jerman, sehari sebelum acara pameran fotografi Photokina digelar. Untuk 2 kamera yang masuk dalam jajaran S Series itu, Panasonic mengandalkan fitur video. S1 dan S1R adalah kamera mirrorless full frame pertama yang mampu merekan video resolusi 4K dengan framerate 60 fps. 2 kamera ini memang ditunjukkan untuk para fotografer sekaligus videografer.

"Beberapa tahun belakangan ini, jalur telekomunikasi meningkat dengan cepat ketika platform berbagi video di media sosial semakin populer", demikian isi pernyataan resmi Panasonic, dilansir dari Petapixel. "Hasilnya, semakin banyak orang menikmati konten gabungan footo dan video."

Layar pada 2 kamera ini bisa diarahkan ke aras, bawah, dan samping. Ini lebih fleksibel bagi para videografer, khususnya vlogger karena layar bisa ditekuk hingga menghadap ke depan. Bentuk kameranya seperti Sony A7 dan Nikon Z7, perpaduan klasik dan modern. Layar OLED penampil informasi ada di bagian kanan atas, seperti Nikon Z7.

S1 dan S1R juga memiliki fitur lain yang setara dengan Sony A7 generasi ketiga, yaitu sistem In-Body Dual Image Stabilization, memngkinkan pemotretan dan perekaman video yang lebih stabil dengan menggunakan lensa apapun. Ditambah dua slot kartu memori (XQD dan SD), yang memungkinkan fotografer melakukan back up secara langsung di kartu kedua saat memotret.

Perbedaan utama S1 dan S1R ada pada sensor yang digunakan. Keduanya sama-sama full frame (sensor berukuran fisik sebesar 36x24mm), tapi S1R dititikberatkan pada resolusi yang mencapai 47 megapiksel, sementara S1 sekitar 24 megapiksel. Fitur lainnya belum diumumkan oleh Panasonic, juga harga masing-masing kamera.


Untuk lensa, baru ada 3 yang sudah diumumkan, yaitu lensa fix 50mm f/1.4, zoom standar 24-150mm, dan zoom telefoto 70-200mm. Bukaan maksimal dua lensa yang disebut terakhir belum diumumkan oleh Panasonic.


Meski hanya ada 3 lensa, Panasonic menjanjikan 7 lensa lain akan terus dirilis hingga 2020.

Soal lensa, sepertinya S1 dan S1R akan punya sokongan kuat dari berbagai pihak, tak cuma Panasonic. Sebelum merilis 2 kamera tersebut, perusahaan yang berdiri sejak 1918 itu mengumumkan kerja sama dengan Leica dan Sigma dalam L-Mount Alliance.

Kolaborasi satu mount lensa untuk beberapa jenama kamera sudah tak aneh bagi Panasonic. Pada 2008, mereka bekerja sama dengan Olymus untuk membuat konsorsium Micro Four Thirs, yang pada akhirnya diisi juga oleh Blackmagic, DJI, JVC, Kodak, dan Xiaomi. Model kerja sama L-Mount Alliance tidak beda jauh dengan aliansi Micro Four Thirds.

Panasonic, Leica, dan Sigma akan bersama-sama memproduksi lensa dan kamera menggunakan L-Mount. Sebelum S1 dan S1R dirilis, kamera yang menggunakan L-Mount hanya keluaran Leica seperti seri T (Typ 701), TL, TL2, dan CL, serta kamera full frame Leica SL (typ 601).

"Bagi fotografer, bisa memilih ragam jenis lensa untuk sistem kamera yang mereka miliki amat sangat penting," ujar Dr. Andreas Kauffmann, chariman Leica. "Khususnya di pasar mirrorless yang sedang tumbuh cepat, pengguna mencari produk ang punya keragaman jenis dan memenuhi kebutuhan fotografi yang berbeda-beda."

Untuk sementara, Sigma akan merilis lensa pihak ketiga untuk kamera-kamera Leica dan Panasonic yang menggunakan L-Mount. Namun, Sigma sudah mengumumkan akan ikut membuat kamera mirrorless full frame.

Nama mereka sebagai pembuat kamera mungkin tak sebesar Panasonic, Leica, Sony, Nikon, atau Canon. Meski begitu, Sigma sudah beberapa kali memproduksi kamera yang menggunakan sensor Foveon.

Teknologi Foveon memungkinkan gambar dengan detail dan ketajaman yang luar biasa jika dibandingkan dengan sensor CMOS standar. Saat ini, mereka belum pernah menggunakan sensor Foveon berukuran full frame baik untuk DSLR maupun kamera saku.

Selain itu, Sigma juga bertugas membuat adapter Canon EF untuk L-Mount. Dengan demikian, pengguna kamera Panasonic S Series dan Leiica L Series bisa memakai lensa-lensa DSLR Canon lengkap dengan fitur autofokus.

Panasonic belum mengumumkan harga S1 dan S1R, tetapi, melihat fitur yang ditawarkan, tampaknya tak akan jauh berbeda dengan harga mirrorless full frame Nikon dan Canon.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar