Jumat, 28 September 2018

Pria ini Pecahkan Problem Matematika yang 160 Tahun jadi Misteri

Salah satu persoalan paling rumit dalam matematika berhasil dipecahkan baru-baru ini. Seorang matematikawan terkenal, Sir Michael Atiyah berhasil memecahkan persoalan rumit tersebut.

Matematikawan asal Inggris itu berhasil menemukan cara memecahkan hipotesa Rienmann yang menjadi misteri selama 160 tahun. Hipotesa Rienmann sendiri merupakan salah satu dari tujuh persoalan milenium di bidang matematika yang belum berhasil terpecahkan sebagaimana dinyatakan oleh Clay Mathematics Institute of Cambridge (CMI). Bahkan pihak CMI sendiri menjadikan hal itu sebagai sayembara dengan memberi imbalan hadian sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar.

Atiyah mengaku berhasil menemukan terobosan baru untuk memecahkan persoalan matematika tersebut. Terobosan barunya itu ia presentasikan pada senin (24/9) kemarin di Heidelberg Laureate Forum, Jerman. Presentasinya itu dibagikan oleh Markus Pössel, seorang ahli astrofisika Jerman pada akun Twitter pribadinya.


Terobosan baru yang berhasil ditemukan oleh peraih Fields Medal dan Abel Prize itu masih harus diteliti dan dicek ulang oleh para matematikawan lainnya. Jika penemuannya itu dinyatakan benar dan sesuai, maka Atiyah berhak mendapatkan hadiah dari CMI.

Hipotesa Rienmann sendiri diciptakan oleh matematikawan Bernard Riemann pada tahun 1859 dan terfokus pada distribusi bilangan prima. Yang menjadi masalah dari hipotesa tersebut adalah distribusi bilangan prima bukanlah suatu hal yang tidak teratur dan bisa jadi mengikuti sebuah pola yang teratur. Seperti yang diuraikan pada persamaan Rienmann zeta function. Percobaan untuk membuktikan bilangan prima mengikuti sebuah pola teratur pun sudah dilakukan berulang kali namun masih belum membuahkan hasil.

Menurut pengakuan Atiyah, dirinya juga menggunakan teori buatan John von Neumann dan Friedrich Hirzebruch untuk membantunya menyelesaikan persoalan tersebut. Sementara itu, hingga kini pihak CMI masih belum mau memberi komentar akan penemuan terobosan baru hasil karya pria 89 tahun itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar