Jumat, 11 November 2016

Alam Semesta Teramati Ternyata Lebih Kecil Dari Perkiraan Awal



Untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, para ilmuan telah memperbarui pengukuran radius alam semesta teramati (observable universe). Dan ternyata, alam semesta teramati tidak sebesar yang kita kira sebelumnya.

Dalam pengukuranterbaru ini, dikatehui bagian dari alam semesta yang secara teknis terlihat dari Bumi sekarang menyusut sekitar 320 juta tahun cahaya ke segala arah.

Merekalah fisikawan Paul Halpern dan Nick ROmasello dari University of Siebces di Pgiladelphia, AS, yang telah menggunakan data perluasan alam semesta terbaru yang dikumpulkan oleh wahana antariksa Planck milik Agensi Antariksa Eropa (ESA), dan menemukan bahwa tepi dari alam semesta teramati sebenarnya 0,7 persen lebih kecil daipada perkiraan awal.

Mereka mengatakan bahwa dengan menggunakan pengukuran yang lebih akurat ini, mereka telah berhasil mendapatkan radius alam semesta teramati dari yang awalnya 45.660.000.000 tahun cahaya, saat ini hanya 45.340.000.000 tahun cahaya (1 tahun cahaya adalah sekitar 9,5 triliun km).

"Perbedaan 320 juta tahun cahaya mungkin tidak terlalu berarti pada skala kosmik, tapi tetap saja ini membuat alam semesta teramati yang kita ketahui ternyata lebih kecil," ujar Tomasello.

Alam semesta tramati merupakan sebuah konsep dimana sejumlah galaksi dan materi-materi lain, secara teori, dapat diamati dari Bumi pada saat ini. Cahaya-cahaya dari benda-benda id alam semesta teramati ini telah punya cukup waktu untuk mencapai penglihatan kita sejak kelahiran alam selesta sekitar 13,7 miliar tahun lalu.

Diansumsikan alam semesta adalah isotropik, jarak ke ujung-ujung alam semesta teramati kira-kira sama ke segala arah. Maka, alam semesta termati adalah sebuah volume bola yang pusatnya di pengamat. Setiap lokasi di alam semesta memiliki alam semesta termatinya masing-masing, yang mungkin atau mingkin juga tidak tumpang tindih dengan yang berpusat di Bumi.

Kata teramati di sini tidak ada hubungannya dengan kemampuan teknologi modern untuk mendeteksi radiasi dari objek di dalam daerah ini, melainkan dengan kemungkinan cahaya atau radiasi lain dari objek mencapai pengamat. Pada praktiknya, kita hanya dapat melihat cahaya sejauh ketika foton terbelah ketika masa rekombinasi.

Han ini terjadi ketika pertikel pertama klali dapat melepas foton yang kemudian tidak cepat terserap kembalo oleh partikel lainnya. Sebelum itu, alam semesta terisi oleh plasma yang tidak tembus cahaya ke foton. Gelombang gravitasi yang terdeteksi menandakan bahwa saat ini ada kemungkinan untuk mendeteksi sinyal non-cahaya dari sebelum masa rekombinasi.

Estimasi terbaik usia alam semesta pada 2015 adalah 13,799±0,021 miliar tahun, namun karena adanya ekspansi alam semesta maka manusia mengamati objek yang awalnya sangat dekat namun saat ini menjadi sangat jauhm lebih dari jarak tetap 13,8 miliar tahun cahaya.

Diperkirakan diameter alam semesta teramati adalah sekitar 28,5 gigapersecs (93 miliar tahun cahaya), menjadikan ujung alam semesta teramati berjarak sekitar 45,34 miliar tahun cahaya (menurut perhitungan terbaru ini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar