1. Daun Teh Urushi
Untuk bisa minum teh daun urushi harus diolah dengan tepat agar racun-racun yang terdapat di dalam daun teh urushi bisa dipisahkan dari minuman yang akan disajikan. Orang yang tidak berpengalaman sebaiknya menghindari mengolah sendiri teh urushi ini. Karena kandungan racun pada daun teh urushi bisa mengakibatkan orang yang meminumnya kehilangan banyak cairan tubuh dan pada akhirnya bisa meninggal dunia.
2. Buah Datura
Salah satu suku Indian di Amerika menggunakan buah tanaman terompet datura ini untuk menentukan apakah seorang anak laki-laki siap untuk menjadi seorang pria. Buah Datura ini mengandung racun yang bisa menyebabkan delirium kuat, demam, denyut jantung cepat sampai amnesia permanen. Di mana anak laki-laki itu memakan buah datura lalu dikurung beberapa minggu dan jika selamat maka dia sudah menjadi pria dewasa.
3. Kacang Polong Kaliber
Di kawasan tropis Afrika, tumbuh sebuah kacang polong kaliber yang bisa kalian temukan di Calabar. Kacang polong ini memiliki kandungan racun tinggi. Jika kalian nekat mencoba kacang polong kaliber ini, kalian harus siap-siap mengalami kerusakan saraf, kejang otot, kerusakan sistem pernafasan dan perncernaan, bahkan sampai pada kematian.
4. Casu Marzu
Casu marzu adalah keju tradisional dari Sardinia yang terbuat dari susu domba. Dalam bahasa Sardinia, casu marzu berarti keju busuk dan keju ini juga dikenal sebagai keju belatung. Keju ini dilarang dikonsumsi di Uni Eropa, namun dapat ditemukan di pasar gelap di Sardinia, Itallia. Keju ini dibuat dengan menggunakan larva dari lalat keju yang temasuk keluarga Piophila case. Lalat ini dikenal juga dengan istilah cheese skipper. Keju ini berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan sakit perut, muntah-muntah, diare dan intestinal myasis atau penyakit usus.
Casu marzu sebenarnya dibuat dari keju Pecorino, keju Italia yang terbuat dari susu domba. Keju ini dijemur di bawah sinar Matahari. Kemudian lalat-lalat Piophila casei datanf dan bertelur di keju tersebut. Telur-telur itu kemudian menetas dan mengeluarkan belatung yang mencerna keju Pecorino tersebut. Belatung-belatung tersebur memproduksi enzim yang melakukan proses fermentasi dan menyebabkan lemak dalam keju membusuk. Terkadang, kulit keju Pecorino di potong dan belatung-belatung yang sudah menetas dimasukkan ke dalam keju agar mempercepat proses pembuatan casu marzu.. Belatung-belatung hidup terdapat pada keju yang sudah matang dan siap dimakan.
Casu marzu memiliki rasa yang tajam dan tekstur yang sangat lunak. Keju ini mengeluarkan cairan yang disebut lagrima yang berarti 'air mata' dalam bahasa Sardinia. Bagi para ahli entomologi lagrima ini dikenal sebagai pembusukan hitam dalam tahap dekomposisi. Satu potong keju casu marzu dapat dipenuhi dengan ribuan belatung-belatung hidup. Menurut warga lokal Sardinia, casu marzu hanya boleh dimakan ketika belatung-belatungnya masih hidup, karena ketika belatung-belatung itu mati, casu marzu menjadi busuk dan beracun untuk dikonsumsi manusia.
Keju ini dianggap berbahaya dan tidak menyehatkan sehingga dinyatakan ilegal karena tidak memenuhi standar kesehatan Uni Eropa. Casu marzu dilarang oleh hukum kesehatan Italia dan tidak diperbolehkan dijual di toko-toko. Keju ini hanya dapat ditemukan di pasar gelap di Sardinia. KEtika dicerna, ada kemungkinan larva Piophila casei masih hidup saat memasuki perut manusia karena kadang-kadang asam lambung tidak cukup untuk membunuh larva tersebut. Dengan begitu larva itu dapat tinggal di usus dan menyebabkan sakit perut, mual, muntah-muntah dan diare.
Walaupun dinyatakan berbahaya bagi kesehatan, namun penduduk di Sardinia telah mengkonsumsi casu marzu selama beratus-ratus tahun tanpa ada keluhan. Bahkan keju ini sering dihidangkan pada acara khusus seperti pesta ulang tahun. pesta bujang dan pernikahan. Menurut penduduk lokal, keju ini merupakan aphrodisiac atau perangsang nafsu. Keju casu marzu dijual dengan harga dua kali lebih mahal dibandingkan dengan keju Pecorino biasa. Keju ini tetap diproduksi dan dijual walaupun tidak secara terang-terangan.
Gembala-gambala di daerah pegunungan di Italia memproduksi keju ini dalam jumlah kecil untuk dijual di pasar gelap. Keju-keju ini hanya dijual kepada pelanggan yang dipercaya karena terdapat denda bagi yang menjual ataupun menyajikan keju ini. Casu marzu biasanya disajikan dengan roti khas Sardinia yang disebut pane carasau dan anggur merah yang tajam, yaitu Cannonau. Pelindung mata sebaiknya digunakan ketika memakan casu marzu untuk menjaga mata dari belatung yang melompat-lompat. Belatung tersebut dapat melompat setinggi enam inci dan mengenai bola mata bila tidak dilindungi.
5. Lutefisk
Lutefisk adalah makanan yang berasal dari Norwegia. Biasanya makanan ini terbuat dari daging ikan whitefish, cod dan ling. Ikan dibelah dan dibuat kering terlebih dahulu dengan dijemur. Setelah kering ikan akan direndam dengan air selama enam hari dengan setiap sore diganti air baru. Setelah itu ikan dicuci dengan air dingin dan sodium hidroksidam setelah itu ikan direndam lagi selama dua hari hingga akhirnya memiliki tekstur kenyal seperti gelatin. Dan tentu saja makanan ini memiliki bau yang tidak sedap, jika belum terbiasa menicumnya bisa membuat mual. Makanan ini dijual bebas di supermarket di Norwegia, dan anehnya menjadi makanan kesukaan di sana, bahkan di restoran besar Lutefisk menjadi salah satu hidangan yang mahal.
6. Cabe Naga Jolokia
Cabai naga Jolokia atau cabai setan adalah salah sati cabai terpedas di dunia. Cabai ini berasal dari timur laut India (Assam, Nagaland dan Manipur) dan Bangladesh. Dalam bahasa Assam dan Bengali, cabai ini disebut Bhut Jolokia, artinya 'cabai setan' atau naga marica, artinya 'cabai naga'. Pada tahun 2006 diumumkan oleh Guinness World Records sebagai cabai terpedas di dunia dengan tingkat kepedasan mencapai 1.001.304 skala Scoville. Hal ini berarti jauh lebih pedas dari cabai rawir. Hanya saja, sejak tahun 2011, posisinya sudah digantikan oleh Trinidad Moruga Scorpion yang berbentuk seperti habanero namun lebih pedas lahi dibanding cabai setan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar